KOMPAS.com - Apa rahasia dominasi Android di ranah smartphone?
Platform besutan Google ini bisa meraksasa karena perangkat-perangkatnya dibanderol murah. Setidaknya begitu menurut IDC dalam laporan terbarunya yang dikutip oleh Engadget, Kamis (14/8/2014).
Lembaga riset pasar ini mencatat bahwa 58,7 persen ponsel Android yang dikapalkan di seluruh dunia pada kuartal kedua 2014 memiliki harga jual di bawah 200 dollar AS atau sekitar Rp 2,3 juta.
Inilah, kata Manajer Riset tim Ponsel IDC Ramon Llamas, yang membuat smartphone Android terlihat menarik di mata konsumen dibanding platform lain yang perangkatnya dibanderol lebih mahal.
"Dengan adanya Android One yang ditawarkan Google sebagai acuan desain untuk ponsel di bawah 100 dollar AS bagi para produsen perangkat, proporsi volume penjualan ponsel dengan harga di bawah 200 dollar AS bakal meningkat lebih jauh lagi," kata Llamas.
Sebagian besar ponsel Android yang dibanderol di bawah 200 dollar AS berasal dari Tiongkok, bikinan produsen-produsen macam Huawei, Xiaomi, dan Lenovo.
Kiprah para pabrikan Tiongkok di ranah low-end ini mempengaruhi penjualan vendor besar, seperti Samsung yang sangat bergantung pada perangkat high-end seri Galaxy S.
Banjir ponsel Android murah juga mengurangi pangsa pasar platform lain, yaitu iOS dan Windows Phone yang masing-masing mengalami penurunan year-on-year sebesar 1,3 persen dan 0,9 persen pada kuartal kedua 2014, menurut laporan IDC.
Kedua platform tersebut hanya menguasai 11,7 persen (iOS) dan 2,5 persen (Windows Phone) dari pasar sistem operasi mobile, dibandingkan Android yang mencatat 84,7 persen. Apple memang tidak memiliki tawaran di segmen low-end. Sementara, Windows Phone tidak memiliki tawaran menarik untuk pasar ini di luar Lumia 520 yang sudah mulai usang.
Platform besutan Google ini bisa meraksasa karena perangkat-perangkatnya dibanderol murah. Setidaknya begitu menurut IDC dalam laporan terbarunya yang dikutip oleh Engadget, Kamis (14/8/2014).
Lembaga riset pasar ini mencatat bahwa 58,7 persen ponsel Android yang dikapalkan di seluruh dunia pada kuartal kedua 2014 memiliki harga jual di bawah 200 dollar AS atau sekitar Rp 2,3 juta.
Inilah, kata Manajer Riset tim Ponsel IDC Ramon Llamas, yang membuat smartphone Android terlihat menarik di mata konsumen dibanding platform lain yang perangkatnya dibanderol lebih mahal.
"Dengan adanya Android One yang ditawarkan Google sebagai acuan desain untuk ponsel di bawah 100 dollar AS bagi para produsen perangkat, proporsi volume penjualan ponsel dengan harga di bawah 200 dollar AS bakal meningkat lebih jauh lagi," kata Llamas.
Sebagian besar ponsel Android yang dibanderol di bawah 200 dollar AS berasal dari Tiongkok, bikinan produsen-produsen macam Huawei, Xiaomi, dan Lenovo.
Kiprah para pabrikan Tiongkok di ranah low-end ini mempengaruhi penjualan vendor besar, seperti Samsung yang sangat bergantung pada perangkat high-end seri Galaxy S.
Banjir ponsel Android murah juga mengurangi pangsa pasar platform lain, yaitu iOS dan Windows Phone yang masing-masing mengalami penurunan year-on-year sebesar 1,3 persen dan 0,9 persen pada kuartal kedua 2014, menurut laporan IDC.
Kedua platform tersebut hanya menguasai 11,7 persen (iOS) dan 2,5 persen (Windows Phone) dari pasar sistem operasi mobile, dibandingkan Android yang mencatat 84,7 persen. Apple memang tidak memiliki tawaran di segmen low-end. Sementara, Windows Phone tidak memiliki tawaran menarik untuk pasar ini di luar Lumia 520 yang sudah mulai usang.
http://tekno.kompas.com/read/2014/08/19/10281997/Ini.Rahasia.Android.Dominasi.Pasar.Smartphone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar